Sabtu, 28 Maret 2009

Enaknya Makan Tahu


Pagi ini saya merasa sangat lapar dan bergegas ke kantor agar punya waktu untuk sarapan di kantor. Maklum, sedang tanggal tua jadi pengeluaran mesti dihitung dengan cermat termasuk pengeluaran yang berhubungan dengan perut. Dan, menu sarapan di kantor memang tak pernah berubah dari hari ke hari...selalu sama, yaitu oseng-oseng kacang yang kadang diganti dengan sarden, dan menu wajib tempe-tahu. Khusus tempe dan tahu, menjadi hidangan wajib tidak hanya waktu sarapan, tapi juga waktu makan siang dan malam. Tanpa berpikir panjang, saya akhirnya mencomot 1 tahu goreng. Yummy...!

Daripada tempe, saya memang lebih suka dengan tahu. Rasanya yang gurih dan ringan membuat saya tidak pernah bosan untuk makan tahu. Segala jenis tahu dari daerah manapun, saya pasti suka. Tapi, yang paling saya suka tentu saja tahu yang dibuat oleh pabrik rumahan di dekat rumah saya di Jember. Hmm...kapan ya terakhir kali makan tahu itu ? Beginilah kalau jarang mudik, jadinya tidak bisa menikmati makanan kegemaran! Tahu yang dibuat di Arjasa, Jember itu punya tekstur luar yang agak kasar dan kosong di dalam. Tahunya digoreng sampai garing dan enak dimakan dalam kondisi hangat sambil ditaburi garam plus menggigit cabe rawit. Tahu Arjasa juga enak dimakan dengan bumbu rujak. Slurup...! Dan, penggemar tahu Arjasa bukan saya saja, tapi juga teman-teman saya waktu SMA. Kalau mereka main ke rumah, mereka selalu minta dibelikan tahu Arjasa dan dalam hitungan menit pasti langsung tandas.

Tahu adalah makanan yang jamak dijumpai di Indonesia dan sering dikaitkan dengan orang kecil atau masyarakat kurang mampu karena mungkin bentuknya yang kurang menarik dan harganya yang murah sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat menengah ke bawah. Padahal jika menilik dari sejarahnya, tahu sama sekali bukan makanan 'rendahan'. Tahu adalah makanan yang diciptakan dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Orang pertama yang menciptakan tahu adalah Liu An, seorang bangsawan yang merupakan cucu dari Kaisar Han Gaozu, pendiri dinasti Han (sumber : wikipedia). Nah...penciptanya saja seorang bangsawan, jadi pantaskah tahu dianggap sebagai makanan rendahan ?

Di Indonesia, tahu ada banyak macamnya dan memiliki ciri khas masing-masing yang kemudian diberi nama sesuai dengan nama daerah pembuatnya. Ada tahu sumedang, tahu kediri, dan tahu pong semarang. Selain diolah sebagai tahu goreng, tahu juga bisa dibuat menjadi berbagai macam masakan, seperti tahu fantasi, tahu gejrot, tahu thek, dan lain-lain. Tahu memang nggak ada matinya!

Sudahkah Anda makan tahu hari ini ?

3 komentar:

  1. kemaren pas di arjasa...aku juga makan tahu arjasa...emang ga ada matinya...msh garing dan ditaburi garam...sedaaaaphh...trus mama cerita..klo temen2nya deboeng mesti ga sampe 5 menit dah tandas habis...hahahahaha

    BalasHapus
  2. Memang...! Tahu Arjasa harusnya dipatenkan seperti Tahu Sumedang. Setuju ?

    BalasHapus
  3. D arjasa mana c tahu it?sm ky tahu sumedang g?
    Aq lg pgn makn tahu sumedang ,tp g tw blix dmn kl d jbr

    BalasHapus