Jumat, 19 Maret 2010

Sang Pembosan

Apakah seorang pemimpi bisa mengalami rasa bosan ? Hmm... saya tak yakin jawabannya adalah iya, karena seorang pemimpi biasanya pandai membuat dirinya termotivasi dengan impian-impian dan mudah bangkit jika merasa terpuruk. Bagaimana menurut Anda ?
Saya yang pernah menyatakan diri sebagai seorang pemimpi terpaksa harus merenung kembali apakah saya ini benar-benar seorang pemimpi seperti tag line blog saya atau saya hanya berangan-angan dan berandai-andai sebagai pemimpi karena saya adalah orang yang mudah bosan dan jenuh dengan apa yang saya jalani.

Dengan prinsip easy come easy go, saya tumbuh jadi pribadi yang tak pernah betah mengerjakan sesuatu hal dalam jangka waktu lama. Perhatian saya mudah teralihkan oleh hal-hal baru. Bukan sesuatu hal yang baik, apalagi dalam kehidupan profesional. Sebagian besar alasan saya pindah-pindah kerja sampai dengan saat ini-pun sebenarnya adalah karena saya merasa jenuh dengan pekerjaan yang saya lakoni dan seringkali tak tahu harus berbuat apa, namun saya selalu bisa merangkai alasan klasik itu dengan alasan rasional yang memang kebetulan 'mampir' dalam episode kehidupan saya saat itu dan kemudian lari dari rasa bosan dengan berpindah pekerjaan. Alhasil...saya hanya berhasil bertahan tak lebih dari 1,5 tahun di tempat kerja yang sama. Dan yang sekarang ini saya jalani adalah sebuah rekor baru...2 tahun bekerja di tempat yang sama *yippie...congratz for my self!* Tapi itu bukan berarti jiwa pembosan saya telah mati, dia masih hidup dan sekarang saya mulai merasakan kebangkitannya dalam tubuh saya. Sang pembosan yang bersemayam dalam jiwa saya mulai menggeliat, berusaha keluar dan menguasai tubuh. Rasanya tak enak sekali ketika ia mulai mencakar-mencakar semua ruang dalam tubuh untuk mencari celah keluar. Kadang saya menang terhadapnya, tapi terkadang saya kalah telak melawannya seperti yang terjadi selama seminggu ini. Sang pembosan berhasil mendorong jari jemarinya keluar dari tubuh saya dalam bentuk kemalasan tiada tara, semangat kerja yang mendadak hilang dan otak yang buntu-tak sanggup berpikir apapun, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Dan gawatnya, serangan yang bertubi-tubi dari sang pembosan telah membuat daya juang saya melemah-saya yang seharusnya cepat bangkit dan menyatakan perang terhadapnya malah membiarkan saya terseret semakin jauh dalam permainannya, saya membiarkan diri saya terjebak dalam rasa bosan. Fiuh! Haruskah saya melawannya dengan lari lagi dari pekerjaan sekarang ? Atau mengerahkan seluruh tenaga untuk berjuang mencari jalan terang dan mencari senjata yang ampuh untuk membunuh sang pembosan dan membuangnya ke dasar jurang terdalam ? Tapi dimanakah saya dapatkan senjata itu ? Ada yang tahu ?

Sebenarnya, saya sudah memiliki senjata yang ampuh untuk melawan sang pembosan, namun entah kenapa senjata itu terasa berat sekali di tangan. Senjata itu berupa tugas baru untuk mengelola site yang letaknya di tengah hutan. Saya sebenarnya pernah melakukannya dulu sekali ketika saya mulai bergabung di perusahaan sekarang, namun entah kenapa tugas baru itu yang seharusnya bisa jadi jalan keluar dari sang pembosan malah membuat saya merasa gamang. Entah karena tantangannya yang terlalu besar yang tak sesuai dengan kompetensi saya atau karena saya tiba-tiba bisa melihat bahwa sang pembosan akan lebih mudah menguasai saya jika saya mengambil kesempatan itu dan saya akan semakin tak berdaya melawannya. Saya tak tahu pasti...tapi memang senjata itu rasanya berat sekali, bahkan hanya untuk sekedar diangkat, apalagi jika harus dihunuskan ke jantung sang pembosan. Arrrrrggghhhh...saya malas membayangkannya! *derita seorang pekerja yang tengah dilanda rasa bosan yang akut*

Kamis, 18 Maret 2010

Menulis dan Membaca

Ternyata menulis itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Entah sudah berapa kali saya buka blog ini dan hanya sampai pada halaman muka saja kemudian saya anggurkan dan akhirnya saya tutup kembali tanpa hasil tulisan apapun. Butuh konsentrasi dan tekad yang kuat untuk menulis, bahkan jika itupun hanya beberapa patah kata. *saya sudah lama tak update status FB karena tak tahu harus menulis apa dan pikiran buntu* Dulu ketika saya buat blog ini, saya optimis akan bisa menghasilkan tulisan minimal 1 setiap minggunya, tapi ternyata saya salah. Rasa optimis saya tidak realistis karena saya meniadakan faktor M (Malas) yang seringkali merenggut jiwa saya dan hasilnya, sudah 2 bulan ini saya tak menghasilkan satu tulisanpun yang bermutu. Kalau sudah begini, impian untuk jadi penulis rasanya terasa mustahil untuk diraih *mungkin juga saya terlalu PD bahwa saya bisa menulis*

Jangankan menulis, aktivitas membaca saya akhir-akhir ini juga terasa kurang-entah kenapa. Padahal saya tergolong cepat dalam membaca. 1 buku biasa saya lahap dalam 1-3 hari. Sekarang ? Nyaris tak pernah saya sentuh buku-buku baru yang saya borong ketika cuti, bahkan beberapa buku masih terbungkus dalam kepompong plastik. Saya tak tahu apa yang salah dengan diri saya saat ini, tapi jiwa saya benar-benar terasa kosong tanpa membaca dan menulis. Otak saya seperti kram, tak punya denyut di setiap simpul syarafnya. Dan gawatnya, saya tak punya daya untuk melawannya...saya seakan lumpuh, menyerah pada kondisi. Bahkan yang lebih parah, saya seakan membuat permakluman untuk kondisi saya ini, yaitu saya tengah sibuk luar biasa dengan pekerjaan dan kehidupan asmara saya tengah membutuhkan perhatian lebih, padahal kenyataannya tak begitu-pekerjaan saya biasa biasa saja, tak ada aktivitas tambahan yang berarti dan kehidupan asmara saya memang sudah begini adanya sejak dulu. Fiuh!

Tapi akhirnya sedikit demi sedikit, gairah itu mulai muncul lagi meskipun pijarnya tak sebesar dulu...masih berupa api kecil bak nyala api dari korek gas. Beberapa hari ini, saya sudah membaca kembali, meskipun itu adalah buku novel ringan dan saya sudah mulai menulis lagi meskipun hanya tulisan curhat colongan sampah seperti sekarang. Mudah-mudahan api ini terus membesar dan akhirnya benar-benar membakar saya seutuhnya....

*ditulis ketika tak tahu harus berbuat apa di tengah-tengah jam kerja, pernahkah Anda mengalaminya ?*