Minggu, 09 Agustus 2009

Suka Duka jadi Rekruter di Pedalaman (7)

Tantangan bagi seorang rekruter adalah mencari tenaga kerja yang dibutuhkan dengan waktu yang cepat dan kandidat yang ada memenuhi semua kriteria yang disyaratkan untuk jabatan tersebut. Dan meskipun kelihatan mudah, namun pekerjaan ini sungguhlah berat. Bagaimana tidak ? Karena waktu untuk menentukan apakah seorang kandidat ini bagus atau tidak sangatlah sempit. Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan untuk menilai seorang kandidat, yaitu tes tertulis, wawancara dan terakhir, tes kesehatan. Sudah waktunya sempit, hasil yang didapat dari metode-metode tadi juga belum sepenuhnya menjamin bahwa kandidat yang diperoleh akan memiliki kualitas yang bagus. Metode yang paling sulit dijadikan kriteria untuk memilah kandidat yang terbaik dari sekian banyak pelamar adalah wawancara, karena penilaian yang dilakukan oleh interviewer terkadang subjektif. *salut untuk para rekruter yang memiliki insting tajam terhadap kandidat*

Nah, ternyata bukan hal yang mudah kan untuk mendapatkan seorang kandidat yang sesuai dengan keinginan ? Di tempat kerja saya sekarang, metode yang digunakan untuk menseleksi kandidat hanya ada dua, yaitu wawancara dan tes kesehatan karena tes tertulis sulit untuk dilakukan, maklum saja yang saya test biasanya sulit untuk membaca dan menulis. Jadi, kandidat yang terpilih-pun kualitasnya masih diragukan karena biasanya mereka manis di muka, tapi berontak di belakang. Tapi, rupanya kesulitan untuk mencari kandidat ini tak dipahami oleh sebagian user di tempat saya bekerja. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka, tapi hampir semuanya mengira kandidat kandidat yang mereka inginkan itu bisa siap kapan saja jika dibutuhkan. Hei...mereka bukan barang! Dan, memilih orang yang tepat tak semudah memilih barang. Barang jika tak cocok bisa dikembalikan atau ditukar, kalau orang ? *bisa-bisa ditimpuk dan dipukuli deh!* Belum lagi di Merauke, kesulitannya menjadi dobel karena hal-hal kecil, salah satunya bisa dibaca di sini. User tak pernah paham kesulitan-kesulitan ini sehingga seringkali baru hari ini mereka mengajukan permohonan, esok hari sudah ditagih. *please deh!*

Ada lagi user yang aneh dalam merekrut orang. Si bapak user ini selalu mencari sendiri orang-orang yang ingin dijadikan anak buahnya. Jika sudah ketemu, ia akan membawa surat permohonan penambahan karyawan plus sekalian orang yang akan direkrut. Memudahkan kerja saya sih sebenarnya sebagai rekruter, tapi...menyalahi prosedur dan ternyata kandidat yang dibawa tak bagus alias tak memenuhi persyaratan. Yang buat kesal adalah kandidat yang dibawa ternyata masih ada hubungan keluarga, padahal dalam perusahaan terdapat aturan bahwa satu bersaudara tak boleh bekerja dalam departemen yang sama. *ternyata di perusahaan swasta, Nepotisme berkembang dengan subur*
Kemudian, ada lagi yang keukeuh sumekeh bahwa kami harus memproses kandidat yang direkomendasikannya, padahal jelas-jelas kandidat yang dibawa tidak memenuhi syarat. Selidik punya selidik, ternyata si bapak sudah terlanjur berjanji pada rekanannya untuk merekrut kandidat tersebut. Dan yang paling menjengkelkan adalah ketika kata-kata seperti ini keluar, "HRD boleh cari pembandingnya, tapi saya akan tetap pakai yang ini!" *?@!$%&*#@!*

Dan, tak ada lagi yang lebih menjengkelkan selain pengalaman saya yang berikut ini :
Suatu hari saya mewawancara seorang kandidat sopir. Hasilnya tidak bagus dan saya tolak. Rupanya sang kandidat ini pantang menyerah, dia berusaha terus untuk bisa masuk. Tapi, saya tetap keukeuh karena kandidat ini saya nilai bermasalah di attitude. Akhirnya, dengan usaha yang pantang menyerah dia berhasil masuk ke site tapi melalui kontraktor perusahaan. Selama kerja di site, dia terus melobby para user agar bisa masuk ke perusahaan saya dan yup...usahanya berhasil. Seorang user membuat surat rekomendasi agar saya merekrutnya dan meskipun saya sudah jelaskan berbagai alasan tentang kenapa tidak meloloskannya dalam proses seleksi yang lalu, sang user tetap bersikukuh ingin mengambilnya. Geram rasanya karena ini berarti saya menjilat ludah sendiri! Dan, yang menyakitkan adalah pandangan kandidat tersebut setiap kali berpapasan dengan saya, seakan-akan dia bilang...tuh kan saya yang menang! *saya rupanya suka sensitif berlebihan* Belakangan, kecurigaan saya tentang attitude-nya terbukti-ia sering mangkir dari tugasnya dan seenaknya sendiri sehingga terancam kontraknya tidak akan dilanjutkan. Kalau sudah begini, ingin saya teriak ke muka user yang dulu bertahan ingin merekrutnya..."Apa saya bilang dulu? Dia not recommended!" Sayangnya, user yang dulu itu sudah berganti posisi dan ditempatkan di site lain. Hiks!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar