Selasa, 05 Mei 2009

Pola Wisata di Merauke

Beberapa hari disibukkan oleh pekerjaan yang seolah-olah tak ada hentinya *pura-pura sibuk mode on*, akhirnya saya berkesempatan refreshing juga. Hari Minggu kemarin, saya dan rekan-rekan satu departemen berwisata bersama memanfaatkan moment kunjungan seorang petinggi HR dari Jakarta. Tujuan wisata kali ini adalah Sota, yaitu daerah perbatasan Indonesia-Papua New Guinea. Saya pernah berkunjung ke Sota beberapa bulan yang lalu, dan berniat tidak akan kesana lagi alias kapok, karena pengalaman yang didapat disana tidaklah sebanding dengan perjalanannya yang cukup lama, yaitu sekitar 1,5 jam dari kota Merauke. Perbatasan RI-PNG di Merauke yang terletak di distrik Sota sangatlah sepi dan tidak menarik karena tak ada atraksi, fasilitas wisata ataupun pemandangan yang indah-sangat jauh berbeda dengan perbatasan RI-PNG yang terletak di Jayapura. Sepanjang perjalanan menuju perbatasan juga cukup monoton, yaitu hamparan pepohonan eukaliptus dan rawa, sehingga membuat saya sering tertidur dalam perjalanan. Hoam...! Namun karena objek hiburan di Merauke sangatlah terbatas, objek yang kurang menarik macam Sota-pun laris manis dikunjungi oleh wisawatawan lokal. Sesampainya saya disana, sudah ada beberapa rombongan yang duduk-duduk berpiknik di taman yang dikelola oleh para tentara perbatasan. O ya, jika Anda berminat datang kesana jangan lupa melapor ke pos tentara yang terletak tak jauh dari tugu perbatasan. Cukup meninggalkan KTP saja!
Foto-foto perbatasan RI-PNG di Sota dapat dilihat disini.

Jika kita menuju Sota, maka kita akan melewati kawasan Taman Nasional Wasur. TN Wasur adalah daerah konservasi yang melindungi berbagai species khas Merauke, baik hewan maupun tumbuhan. Disini akan dijumpai banyak kangguru, anggrek, dan tak ketinggalan adalah rumah semut-sebuah fenomena alam yang hanya bisa dijumpai di Merauke dan Afrika Selatan. Saya belum pernah berkunjung secara khusus ke TN Wasur ini karena dulu saat saya berkunjung ke Sota, tidak ada seorang-pun yang berjaga di posnya. Kemarin, kami sungguh beruntung karena TN Wasur sedang 'hidup', jadi ada penjaga yang siaga di pos. Dengan Rp. 2.000, kami diijinkan masuk ke dalam pusat informasi TN Wasur yang berbentuk seperti rumah semut, sebuah hasil seni arsitektur yang indah. Tapi, ternyata pusat informasinya hanya berisi poster-poster berisi himbauan menyelamatkan hutan, penjelasan tentang flora fauna di Merauke, pakaian adat dan silsilah suku-suku besar di Merauke. Tak ada diorama ataupun film yang dapat membuat pengunjung takjub. Sungguh sangat disayangkan...dengan potensi alam yang cukup kaya, TN Wasur sebenarnya bisa membuat suguhan-suguhan atraktif untuk menarik minat pengunjung guna menambah income sekaligus mengenalkan cara-cara menyelamatkan lingkungan. Namun mulai minggu kemarin, TN Wasur sudah berbenah diri dengan membuka wahana outbound sebagai sarana rekreasi warga sekitar Merauke. Bekerja sama dengan Tim SAR, wahana outbound dibuka dengan biaya masuk Rp. 20.000/orang-mudah mudahan minggu depan saya berkesempatan mengunjunginya.
Foto-foto TN Wasur saya tampilkan di blog saya yang lain.

Biasanya orang-orang ke Wasur untuk berenang di kolam pemandian yang tak jauh dari pusat informasi. Lokasi pemandian sebenarnya seperti danau di tengah rawa-rawa yang kemudian oleh pengelola TN Wasur dibangun beberapa gazebo di atasnya sehingga nyaman untuk dijadikan tempat berwisata bagi keluarga. Tapi, hati-hati jika berenang disana karena beberapa waktu yang lalu katanya pernah ada yang terbelit akar pepohonan hingga akhirnya tenggelam dan tak bisa diselamatkan. Setelah puas berendam di kolam pemandian, biasanya warga Merauke akan menyerbu pantai Lampu Satu yang terletak di kota Merauke untuk menyaksikan balapan liar di pantai. Pantai sepanjang kurang lebih 2 km akan dijadikan ajang memacu kecepatan dan memompa adrenalin oleh pemuda-pemuda Merauke setiap hari Minggu atau hari libur karena mereka tak memiliki area yang layak untuk menyalurkan hobby. Sebuah pola wisata yang sangat monoton karena Merauke minim objek wisata dan public area yang nyaman.


Terhibur oleh balapan motor liar di pantai Lampu Satu

Foto diambil dari dokumentasi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar