Senin, 07 Maret 2011

Mimpi dan Flores

Sudah lama saya tak merasa bergairah seperti sekarang. Bergairah...bernafsu...bersemangat..! Apa gerangan yang membuat jiwa saya serasa berdenyut-denyut dan bak lampu petromaks yang terus dipompa sehingga nyalanya berpendar-pendar setara lampu 12 watt ? Tak lain tak bukan adalah karena saya punya mimpi, saya sedang punya keinginan yang telah lama terpendam dan akan terpenuhi dalam waktu dekat *tentu saja jika Tuhan mengijinkan-manusia boleh berencana, tapi Tuhan juga yang menentukan* Saya hanya tinggal menghitung hari hingga mimpi 7 tahun lalu akan menjadi kenyataan.


Mimpi saya berawal dari pencarian tempat eksplorasi untuk melakukan ekspedisi kecil-kecilan yang melibatkan seluruh divisi di Palapsi. Waktu itu sedang booming KKN Tematik, yaitu sebuah program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa secara bebas dan program itu akan dihitung sebagai kredit point KKN 3 sks. Sebuah program yang menyenangkan karena mahasiswa diperkenankan untuk merancang sendiri program pengabdiannya, beda dengan KKN reguler yang hanya mengikuti pola yang telah dirancang oleh universitas. PALMAE, kelompok mahasiswa pecinta alam dari fakultas ekonomi berhasil melakukan KKN tematik itu di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Kebetulan waktu itu, saya kenal dengan beberapa penggiatnya dan tertarik untuk melakukan program serupa dengan membonceng kegiatan ekspedisi kecil-kecilan yang sedang digagas oleh Palapsi. Saya-pun menggali dari teman-teman PALMAE tentang Manggarai dan cerita mereka tentang kearifan budaya disana sekonyong-konyong membuat saya jatuh cinta pada Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur *eksotisme Manggarai serasa cocok dengan gairah idealisme saya tentang ecotourism yang menjadi minat besar saya saat itu*. Saya-pun mengusulkan pada tim kecil untuk melakukan kegiatan Litbang disana, melanjutkan apa yang telah dirintis PALMAE dan mendaftarkannya sebagai KKN tematik. Usul saya memang didengar karena kebetulan saya menjabat sebagai Kadiv Litbang saat itu dan termasuk salah satu yang berkewajiban untuk mencari tempat bagi tim saya untuk berekspedisi, namun saya rupanya terlalu naif dan lupa bahwa setiap organisasi punya 'gengsi'nya masing-masing. Kami adalah organisasi yang terkenal karena kreatifitas dan kegigihannya, masa iya akan mengikuti jejak organisasi lain atau istilah kasarnya adalah 'membeo', apalagi kami dilahirkan lebih dulu. Jadi, selain karena faktor tersebut dan faktor lainnya, Manggarai dicoret dari daftar tujuan ekspedisi. Saya legowo dan akhirnya memang saya mendapatkan pengalaman yang tak kalah serunya saat itu dan memberikan bekas yang mendalam dalam hati saya, yaitu keramahan penduduk Selo, Merapi. 


Meskipun gagal ke Manggarai, namun tempat itu tak pernah saya lupakan. Dalam relung hati saya yang paling dalam, saya telah bertekad bahwa suatu saat saya akan kesana. Saya terlanjur jatuh cinta pada cerita teman-teman dari PALMAE tentang eksotisme Manggarai. Nah...ternyata Tuhan menjawab mimpi saya itu, meskipun tak persis sama dengan yang saya inginkan. Ketika bekerja di Merauke, saya bertemu dengan seorang teman dari Flores. Saya-pun menceritakan keinginan saya yang terpendam itu bahwa saya ingin berkunjung ke Manggarai. Ia-pun sangat antusias menjawab keinginan saya, meskipun ia tak berasal dari Manggarai. Ia mengajak saya ke kampung halamannya, Maumere. Hmm...siapa juga yang bisa menolak rejeki ? Perjalanan kami rencanakan di tahun 2010, namun karena kesibukan masing-masing dan jarak ruang sosial yang tercipta di antara kami, perjalanan itu gagal. 


Berbagai peristiwa menerpa saya dan saya sempat lupa dengan mimpi saya itu hingga suatu hari teman dari Flores itu-pun kembali memasuki ruang sosial saya. Seorang teman yang dengan caranya telah berhasil menyentuh hati saya yang terluka, seorang teman yang mengucapkan suatu pengakuan yang menggetarkan hati saya, seorang teman yang tak pernah lupa pada janjinya untuk membawakan mimpi pada saya mengunjungi tanah Flores, dan seorang teman yang saya harap nantinya bisa lebih dari sekedar teman jika Tuhan mengijinkan-ups!. Dan melaluinya, mimpi saya 7 tahun lalu-pun akan terwujud sebentar lagi. Bulan April adalah bulan yang dijanjikannya untuk mengajak saya mengunjungi tanah kelahirannya. Saya begitu bersemangat melakukan perjalanan itu. Bukan hanya karena saya akan menggenapi mimpi saya, tapi juga karena saya sudah lama tak melakukan perjalanan yang penuh tantangan seperti itu. Perjalanan terakhir saya adalah ke Lampung bersama dengan teman-teman yang baru saya kenal lewat milis 1 tahun yang lalu. Sebuah perjalanan yang mengasyikkan dan saya menyukai perasaan yang timbul saat perjalanan itu...adrenalin saya terpompa hingga level optimal.


Saya masih belum tahu apakah perjalanan besok akan terlaksana atau tidak, akan semenarik perjalanan ke Lampung atau tidak, namun yang jelas saya sudah cukup bersemangat dengan hanya memikirkannya saja. Saya akan berangkat tanggal 19 April agar dapat merayakan Paskah disana yang konon katanya meriah. Saking antusiasnya, saya baru sadar bahwa sebenarnya itu adalah tanggal yang mustahil bagi saya karena tanggal itu adalah masa tutup buku untuk perhitungan payroll yang menjadi tanggung jawab saya. Tapi Flores sudah di depan mata...haruskah saya sia-siakan lagi kesempatan mewujudkan mimpi saya itu? Tas ransel sudah saya siapkan, dana untuk perjalanan telah saya sisihkan...haruskah saya menunda lagi?


Terimakasih untuk mas Haryo dan Ipunk Palmae yang telah menularkan mimpi tentang Manggarai...
Thanks to special friend who will take me to Flores. Without you, I can't reach my dream...

1 komentar:

  1. keren mas ceritanya. Saya bergabung dengan Tim Palmae 2001 ekspedisi Flores, ceritanya mengingatkan pada pengalaman menyenangkan itu.

    BalasHapus