Tahun 2011 dapat dikatakan bukanlah tahun terbaik saya. Saya mengalami kebangkrutan finansial, beberapa bulan kehidupan tak tentu arah, dan jobless. Rasanya semua kesialan kompak terjadi di tahun 2011 ini dan apa yang sudah saya lakukan untuk kembali bangkit ? Tak ada sama sekali. Saya seperti tak punya daya juang, hanya menunggu sesuatu yang lebih baik akan terjadi dalam hidup saya tanpa sungguh-sungguh berusaha mendapatkannya. Dan parahnya, saya juga seringkali terjebak dalam romantisme kejayaan masa lalu sehingga perasaan, pikiran dan tingkah laku seringkali mengkhianati kenyataan yang sebenarnya. Saya hanya duduk-duduk saja menggemukkan badan, persis seperti hewan ternak yang akan dikurbankan di hari raya kurban tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Saya tak muda lagi tapi saya malah tak bergerak untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk sisa hidup saya. Entah apa yang salah, tapi bermalas-malasan, doing nothing, tak bertanggung jawab rasanya nikmat sekali. Tapi jiwa saya tak bisa dibohongi! Setiap saat, ada letupan-letupan perasaan dan pikiran yang membuat saya tidak tenang, merasa tak komplit sebagai seorang manusia dewasa. Rasa cemas, takut, kuatir akan masa depan sering terlintas tapi saya tetap tak melakukan apa-apa. Hmmm...jika dipikir-pikir sebenarnya saya bisa melakukan banyak hal yang berguna selama masa kosong ini, seperti membaca kembali teori-teori tentang HRD-dunia karir saya, menulis, merapikan kembali kekacauan-kekacauan yang saya buat tapi memang yang namanya SETAN itu sulit untuk ditepis.
Maka untuk membangkitkan hidup saya lagi, saya mencoba menulis sesuatu...entah itu bermakna atau tidak...hanya demi mengasah intuisi perjuangan saya, mengingatkan saya bahwa saya adalah seorang pejuang...not a loser! (terima kasih untuk blog teman-teman lama yang telah menyalakan 'api' dalam jiwa saya meski nyalanya masih kecil)
Menulis memang terapi yang handal ketika hidup sedang berada dalam titik nadir...sebuah pengingat yang abadi akan drama kehidupan...
ditulis ketika sedang membuang waktu di daerah Trisakti, Grogol