Jamak terjadi ketika seseorang menjalin hubungan dengan lawan jenis terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam kehidupan masing-masing personalnya. Perubahan-perubahan tersebut umumnya lahir dari sebuah kompromi, tapi ada kalanya juga karena pemaksaan dari salah satu pihak kepada pihak yang lain. Perubahan tersebut biasanya terkait dengan kebiasaan, mulai dari kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan dengan kebutuhan mendasar, seperti jadwal makan, mandi hingga kebutuhan tersier, seperti belanja, aktualisasi diri di dunia maya, dll. Jika tadinya jadwal makan jam 7 maka ketika berpasangan mungkin saja jadwal makan bisa jam 8 karena harus makan bersama-sama. Jika tadinya bebas berbelanja kapan saja dan belanja apa saja, maka ketika berpasangan mungkin saja untuk membeli sesuatu harus minta ijin pada pasangannya. Dan, perubahan paling besar yang terjadi ketika berpasangan menurut saya adalah kompromi terhadap besaran personal space atau biasa disebut dengan privasi.
Ketika berpasangan, privasi masing-masing personal pasti akan berkurang karena tuntutan dari pasangan untuk mengetahui lebih jauh tentang kehidupan pasangannya. Dan besar kecilnya privasi yang harus di korbankan untuk menjadi 'milik berdua' berkorelasi dengan tingkat kepercayaan. Semakin tinggi tingkat kepercayaan terhadap pasangan, maka semakin sedikit privasi yang akan dikorbankan untuk dibuka. Tapi jika tingkat kepercayaan rendah, maka harus siap-siap membuka hampir semua privasi kepada pasangan.
Jika pasangan terlalu posesif, maka ruang privasi akan semakin sempit lagi. HP tidak boleh disimpan sendiri, semua sms dan telpon yang masuk pasti akan melalui screening dari pasangan, semua password dan PIN tidak berlaku lagi. Hilanglah personal space yang kadang-kadang merupakan persinggahan terakhir dari seseorang agar tetap dapat mempertahankan kewarasannya di tengah dunia yang semakin gila. Dan sebenarnya keterbukaan semacam itu tak menjamin kebahagiaan hidup berpasangan. SMS, telpon ataupun email yang isinya biasa atau salah kirim bisa memicu pertengkaran hebat dan jika sudah begitu, maka hidup masing-masing akan tidak tenang lagi. Semuanya saling waspada dan tak bisa bebas berekspresi karena takut menyinggung pasangannya.
Jadi apa yang harus dilakukan ? Mulailah percaya pada pasangan Anda bahwa dia memang mencintai Anda. Berikanlah ruang untuk pasangan Anda bernapas dalam ruangannya sendiri, berikanlah kebebasan padanya untuk tetap memiliki dunianya sendiri agar dia dapat mencintai Anda dengan lebih optimal. Jika pasangan Anda senantiasa takut dan tak punya kebebasan bagaimana bisa Anda harapkan untuk mencintai Anda dengan optimal ? Pasangan Anda adalah ibarat pasir...semakin kuat digenggam, maka pasir akan lepas dari genggaman Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar