Saya kembali di jagad maya setelah hibernasi sebulan lamanya karena kesibukan kerja dan cuti. Kembali ke Jawa ternyata tidak otomatis membuat saya dapat mencicipi kemudahan akses internet, maklum saya tak lagi memiliki moda transportasi yang memadai untuk pergi ke tempat-tempat yang menyediakan akses internet gratis, bahkan warnet sekalipun. Alhasil, blog saya-pun kering!
Kembali ke Merauke, saya cukup shock. Cuti terlalu lama ternyata tidak baik, terutama bagi orang-orang yang memiliki kemampuan adaptasi yang jelek. Banyak sekali perubahan yang terjadi di lingkungan kerja dan cukup membuat saya terperangah karena perubahan-perubahan tersebut sedikit banyak bersinggungan dengan wilayah 'nyaman' saya. Tapi nasi telah menjadi bubur *apa hubungannya ya?* , jadi mau tak mau saya harus terima semua perubahan yang ada dan harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.
Beberapa hari yang lalu, tak lama setelah tiba di Merauke, saya disapa oleh seorang teman lama. Ia mengabarkan pernikahan seorang teman kuliah di Jogja yang katanya akan diselenggarakan di Jember, kota kelahiran saya. Sayang sekali...beritanya baru saya dengar ketika saya sudah kembali ke Merauke sehingga saya tak dapat hadir di hari bahagianya. Yang membuat saya shock adalah proses teman saya itu mendapatkan belahan jiwa yang akan mendampinginya hingga ajal menjelang. Saya iseng bertanya karena terdorong rasa ingin tahu yang sangat bahwa calon istrinya berasal dari kota yang sama dengan saya dan kebetulan juga, kami satu SMA, meskipun berbeda angkatan *what a small world*. Mereka rupanya berkenalan melalui chatting. Yup...chatting-ngobrol online! Ini kedua kalinya saya mengetahui orang yang dekat dengan saya menemukan jodohnya melalui chatting. Yah...rupanya kemajuan teknologi informasi-pun sanggup mempertemukan dua hati *ups...iklan!* Dan, bagian yang lebih mengejutkan adalah frekuensi pertemuan mereka. Mereka hanya bertemu 4 kali saja, sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Kok bisa ya ? Saya tak habis pikir! Lha wong saya yang frekuensi bertemunya dengan mantan-mantan pacar saya saja cukup sering tidak ada yang berakhir bahagia, kok ini cuma bertemu 4 kali plus chatting bisa mantap untuk menikah-mengakhiri kisahnya dengan happy ending. Entahlah...mungkin inilah yang namanya jodoh!